Wednesday, December 25, 2019

Asal Usul NAMA STMIK DIPANEGARA

Asal Usul NAMA STMIK DIPANEGARA

Nama Dipanegara diambil dari nama salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia, yaitu Pangeran Dipanegara. Pemilihan nama Pangeran Dipanegara atau lazim di sebut dengan Diponegoro didasarkan atas kenyataan kesejarahan dari tokoh itu dalam sejarah perjuangan bangsa untuk membebaskan bangsanya dari pemerintahan kolonial. Putra Indonesia ini yang kelahiran di Yogyakarta pada tahun 1789 dikenal sebagai tokoh yang senantiasa menentang usaha pemerintah kolonial Belanda dalam mencapuri urusan kenegaraan kerajaan bumi putera (khususnya kesultanan Yogyakarta) dan mengeksploitasi tenaga dan barang penduduk. Usaha untuk membendung tindakan kolonial Belanda itu dapat dilakukan melalui perundingan, karena campur tangan dan eksploitasi terus dilakukan. Keadaan itu, akhirnya melibatkan kedua belah pihak dalam penyelesaian melalui tindakan kekerasan yang lazim dikenal dengan nama Perang Dipanegara (1825-1830). perang ini juga sering disebut dengan Perang Jawa, karena melibatkan banyak pihak dari luar kesultanan Yogyakarta dan menjangkau wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Perang ini sangat merisaukan pihak kolonial, karena bukan hanya menimbulkan kerugian personal dan material, melainkan juga derajat keunggulannya mulai memudar. Taktik, strategi, dan teknologi perang yang diterapkan berhasil diimbangi oleh pihak lawan yang sebelumnya dipandang tidak mampu mengimbangi kekuatannya. Keberhasilan pihak Dipanegara dalam perang ini jelas didukung oleh kemampuan mentransfer pengetahuan dan teknologi perang yang lebih unggul dari lawan. Kesungguhan dalam hal ini memberi hasil yang memuaskan, karena pihak kolonial Belanda sebelumnya menempatkan dirinya sebagai kelompok superior akhirnya harus menerima kesuperioran lawan. Dalam kedudukan ini, Belanda merencanakan rencana penipuan. Keberhasilan Kolonel Cleerens untuk mengajak Pangeran Dipanegara melakukan perundingan penyelesaian perang di rumah kediaman Residen Kedu pada tanggal 28 Maret 1830 dimanfaatkan oleh Jenderal De Kock untuk menangkap dan membawa tokoh itu. Ia selanjutnya diasingkan ke Manado (berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 30 April 1830) dengan Korvet Pollux pada tanggal 3 Mei 1830. Ia kemudian dipindahkan ke Makassar sebagai tempat pengasingan baru pada tahun 1834, karena dipandang pengawalan di Manado kurang memadai. ia ditempatkan dalam satu ruangan di Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam). Di tempat pengasingan inilah ia hidup sebagai tawanan, hingga akhir hayatnya. Ia meninggal pada tanggal 8 Januari 1855 dan dimakamkan di Kota Makassar.
Perjuangan yang dilakukan oleh Pangeran Dipanegara ini untuk memperjuangan dan membebaskan penduduk dari tindakan kesewenangan pemerintah kolonial Belanda telah mendasari pertimbangan Pemerintah Republik Indonesia menetapkan dan memberikan predikat sebagai Tokoh Pahlawan Nasional Indonesia untuk daerah Sulawesi Selatan.
Penganugrahan predikat itu bukan hanya sekedar mengingatkan dan mengenang Pangerang Dipanegara, melainkan juga untuk menyimak makna yang terkandung dalam perjuangannya yang mengisyaratkan pesan bagi kita seluruh warga negara untuk berjuang membebaskan diri dari eksploitasi bangsa asing. Kita harus mentransfer pengetahuan dan teknologi yang lebih unggul agar dapat diunggulkan dan tidak dijadikan sebagai objek oleh bangsa lain. Dalam kaitan inilah yayasan pendidikan ini diberi nama Yayasan Pendidikan Dipanegara.

Sekilas Perkembangan STMIK Dipanegara
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Dipanegara Makassar adalah salah satu perguruan tinggi swasta dalam lingkup Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sejak tahun 1994/1995 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 057/D/O/1994 tertanggal 7 Juli 1994 dengan status terdaftar Jurusan Manajemen Informatika dan Jurusan Teknik Informatika, jenjang pendidikan Strata Satu (S1). Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 038/DIKTI/Kep/1996 tertanggal 21 Juni 1996 STMIK Dipanegara memperoleh lagi status terdaftar untuk Jurusan Manajemen Informatika, jenjang pendidikan Diploma Tiga (D3). Tahun 2003 STMIK Dipanegara mendapatkan Status Terakreditasi untuk semua Jurusan.
Yayasan Pendidikan Dipanegara sebelumnya telah terdaftar dengan Akte Notaris dari Ny. Pudji Redjeki Irawati, S.H. Nomor 62 Tahun 1990 tertanggal 7 Pebruari 1990 dan terdaftar di Pengadilan Negeri Kelas I Makassar dengan Nomor 119/1990/FC tertanggal 16 Agustus 1990.
Data statistik sementara: STMIK Dipanegara Makassar sejak tahun ajaran 1994/1995 sampai dengan tahun ajaran 2001/ 2002 telah memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 8309. Sampai pada Wisuda ke VIII tanggal 8 Juli 2003, STMIK Dipanegara Makassar telah melepas alumni sebanyak 2389 orang. Sedang jumlah pengajar sampai dengan tahun ajaran 2001/2002, jumlah dosen tetap sebanyak 19 orang, jumlah pegawai negeri yang dipekerjakan sebanyak 1 orang, jumlah dosen luar biasa dari PTN sebanyak 87 orang, dan dari instansi swasta/PTS sebanyak 216 orang. Di bagian Administrasi: tenaga adminitrasi tetap sebanyak 20 orang, dengan rincian tenaga administrasi tetap 12 orang, perpustakaan 4 orang, teknisi 3 orang, dan laboran 1 orang.
Untuk meningkatkan kualitas dari pengajar/dosen tetap STMIK Dipanegara, Yayasan Pendidikan Dipanegara sampai dengan tahun ajaran 2000/2001 telah memberangkatkan 6 orang untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan Strata Dua (S2), di mana 3 orang melanjutkan studi S2 di Universitas Gunadarma Jakarta dan 3 orang lagi di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Awal Tahun 2002 mereka telah menyelesaikan studinya.

SHARE THIS

Facebook Comment

0 Comments: